Sabtu, 24 September 2011

Teknik Naratif dalam Dokumentasi Kebidanan


Teknik Naratif dalam Dokumentasi Kebidanan

Teknik naratif merupakan teknik pencatatan yang umumnya banyak digunakan pada dokumentasi kebidanan dalam bentuk narasi. Tenik ini sering digunakan ketika mencatat perkembangan pasien.
Teknik naratif merupakan metode yang paling banyak dikenal untuk mendokumentasikan asuhan kebidanan seperti dalam penggunaan catatan harian atau catatan tentang riwayat pasien.naratif berarti penulisan paragraf sederhana yang menggambarkan status pasien, intervensi, pengobatan, serta respon pasien terhadap intervensi.
Sebelum adanya lembar alur, catatan naratif merupakan satu-satunya mekanismeyang digunakan untuk pendokumentasian asuhan kebidanan. Catatan naratif sering dituliskan dalam paragraf yang panjang karena mencantumkan perawatan rutin, hasil pengkajian normal, hasil temuan yang signifikan, dan permasalahan pasien. Dibandingkan dengan lembar alur yang menggambarkan rutinitas dan aspek perawatan yang berulang, catatan naratif secara potensial lebih singkat dan lebih bermakna. Meskipun demikian masih banyak bidan yang masih mendokumentasikan informasi dengan cara naratif yang sudah terdapat dalam lembar alur. Hal ini karena para nidan lebih terbiasa menggunakan metode tersebut. Namun cara ini menghasilkan dokumentasi ganda yang kerap membingungkan.
Saat ini masih sedikit fasilitas yang menggunakan catatan naratif untuk dokumentasi. Sebagian besar data diambil dari lembar alur untuk menmbah catatan naratif agar menghemat waktu dan menghindari duplikasi informasi.








Contoh catatan naratif :
Tanggal/ Waktu
Catatan Bidan
17/9/2007
Jam 14.00
Luka postsectio sesaria terasa panas, balutan luka ada perdarahan, luka nyeri bila disentuh. Balutan dibuka, dilakukan perawatan luka, dokter diberi tahu adanya perdarahan dan jahitan ada yang putus. Suhu 38ÂșC. Dokter diberi tahu untuk memasang i.v. lagi pada tempat lain.

   Bidan     


Nama dan tanda tangan

Keuntungan catatan naratif
1.      pencatatan secara kronologis memudahkan penafsiran secara berurutan dari kejadian, dari tindakan/asuhan yang dilakukan.
2.      Memberi kebebasan pada bidan untuk mencatat menurut gaya yang disukainya.
3.      Format menyederhanakan proses dalam mencatat masalah, kejadian perubahan, intervensi, rekasi pasien dan outcome.
Kelemahan catatan naratif
1.      Cenderung untuk menjadi kumpulan data yang terputus-putus, tumpang tindih dansebenarnya catatanya kurang berarti
2.      Kadang-kadang sulit mencari informasi tanpa membaca seluruh catatan atau sebagian besar catatan tersebut
3.      Mengabdikan sistem menguburkan pesanan dimana mencatat masalh pasien secara superfisial/dangkal daripada mengupasnya secara mendalam
4.      Perlu meninjau catatan dari seluruh sumber untuk mengetahui gambaran klinis pasien secara menyeluruh
5.      Dapat membuang banyak waktu karen format yang polos menuntun pertimbangan hati-hati untuk menentukan informasi yang perlu dicatat setiap pasien
6.      Kronologis ururtan peristiwa dapat mampersulit interpretasi karena informasi yang bersangkutan mungkin tidak tercatat pada tempat yang sama
7.      Mengikuti perkembangan pasien dapat menyita banyak waktu
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pencatatan naratif :
1.      Pakai terminologi yang sudah lazim dipakai, misalnya : pengkajian, perencanaan, diagnosa, prognosa, evaluasi, dll.
2.      Dalam pencatatan perhatikan langkah-langkah : kumpulkan data subjektif, data objektif, kaji kebutuhan pasien dan tentukan diagnosa, prognosa, kemudian buat perencanaan asuhan/tindakan dengan memberi batasan waktu untuk pencapaian hasil yang diprediksi/perkembangan yang diharapkan atau waktu untuk evaluasi, laksanakan rencana itu dan perhatikan perkembangan pasien atau responnya terhadap tindakan kebidanan/keperawatan kemudian evaluasi sesuai rencana yang ditetapkan, kaji ulang seluruh proses dan revisi rencana kalau dinilai perlu.
3.      Tulis, perbaiki/sempurnakan dan pertahankan rencana asuhan sebagai bagian dari catatan anda
4.      Buat penilaian anda secara periodik dan monitor kondisi fisik dan psikologi pasien dan tindakan perawatan misalnya melaksanakan rencana medik/dokter, penyuluhan pasien dan perkembangan pasien.
5.      Catat semua pernyataan evaluasi pada saat tertentu misalnya waktu masuk, pindah pulang, atau pada saat adanya perubahan situasi dan kondisi.

Tidak ada komentar: