Senin, 30 Desember 2013

Allah Selalu Punya Rencana


     Saat saya kecil saya diasuh oleh nenek dan kakek saya, hidup di pedesaan yang hijau dan indah dimana masyarakatnya sangat lekat dengan adat dan budaya serta memegang teguh ajaran agama. Dulu waktu saya hampir menginjak bangku SMP sempat terpikir juga sih, kok rasanya gak adil banget dari saya masih orok merah sampai saya puber gini hidupnya di desa dan tidak diajak merantau oleh orang tua ke pulau Jawa (rasanya Ndesooo banget...hiks hiks). Tapi Allah ternyata punya rencana lain, masa kecil saya yang saya habiskan bersama nenek dan kakek menjadikan saya pribadi yang disiplin dan pantang menyerah (saya warisi dari kakek saya). Selain itu ternyata kalau dipikir-pikir sekarang ini, masa kecil saya adalah masa yang paling bahagia. Saya belajar agama dengan tekun dibawah bimbingan pak Ustad Sulton, guru agama yang mengajari saya bagaimana tata cara shalat, membaca iqra sampai Al Qur'an, mengajari ilmu tajwid dan mengajari banyak hal yang berbau kebaikan. Saya banyak berpetualang dengan teman kecil terbaik saya Nia Kurniasih yang saat ini sudah almarhuma (dia meninggal ketika saya di bangku SMP kelas 2, semoga kamu ada di tempat indah sekarang ini sobat), menyebrangi kali, mencari jamur di tumpukan jerami lalu memasak jamur-jamur itu dengan mie instan rebus (makanan paling enak selama hidup saya), mencari belalang di sawah lalu digoreng untuk dimakan, mencari jagung di ladang orang (nyolong kaliiii yeee...hehe), memberi makan kelinci, mengikuti lomba panjat pinang, bikin es cincau, mencari abu gosok pink di penggilingan beras, makan buah-buahan hutan, bersepeda jauh ke desa-desa lain, dan masih banyak lagi pengalaman luar biasa berharga bersama Nia yang tidak bisa terbayar dengan apapun di dunia ini. Selain itu saya juga belajar jadi anak yang berani untuk menghadapi ejekan orang soalnya nenek dulu sering cuek kalau saya ngadu habis diejek sama teman (yah maklum lah dulu badan saya gendut banget kayak BoBoHo yang di film mandarin itu lho...), nenek selalu bilang gini "lah dadi bocah kok penggawenane ngadu terus, bali-bali nangis, seneni wae kancamu sing mbajug" kalo diartiin ke bahasa Indonesia "lah jadi anak kok kerjaanya ngadu terus, tiap pulang nangis, marahin aja temanmu yang ngelunjak itu" dari situ kalo ada yang ngelunjak sama saya langsung deh saya marahin kalau perlu saya ajak berantem, cara yang cukup sangar tapi merubah saya dari anak cengang menjadi anak pemberani.
     Saat saya SMP, saya di transfer ke rumah Paman dari keluarga Bapak saya di daerah Tanjung Karang, Bandar Lampung. Alhamdulillah saya lulus tes dan masuk SMPN 24 Bandar Lampung, letak sekolah yang diujung dan terpencil lagi-lagi membuat saya menjadi pribadi yang lebih bersemangat, saya selalu senang kalau saat masuk sekolah karena disitu saya punya teman-teman yang sangat baik dan setia (Maya & Aisyah), disitu juga saya mersakan cinta petama (yah meskipun gak kesampean). Sekolahan yang terletak di belakang lapangan golf dan di kelilingi berjuta pohon karet yang tinggi menjulang dan hamparan sawah di sisi sekolahan membuat saya sangat betah bersekolah disitu. Saya juga menjadi salah satu murid yang paling dikenal dan jadi favorit guru-guru, saya sering di suruh mengikuti berbagai lomba antar sekolah (yah meskipun gak menang sih), sering disuruh maju ke depan karena cara membaca saya yang super cepat sampai terkadang anak-anak 1 kelas diam saat saya disuruh membaca, dan masih banyak lagi pengalaman luar biasa indah yang tidak bisa dilupakan saat saya bersekolah di SMPN 24 Bandar Lampung.
Pendidikan SMA saya habiskan 1 tahun di Lampung lalu pindah ke Serang, Banten dan hidup bersama orang tua saya. Pengalaman di Serang juga gak kalah seru, tapi kebanyakan gak enaknya, karena ini kota industri jadi super gersang dan polusi udara dimana-mana. Hari pertama pindahan ke SMA baru, disuruh pake rok panjang, baju panjang, plus kerudung, aduuhhh...itu panasnya luar biasa banget ditambah ruangan kelas yang juga panas (maklum dulu pake rok pendek, baju pendek dan gak se'ribet' ini). Tapi lagi-lagi saya jadi murid yang dikenal juga sama semua guru-guru namun bukan karena prestasi saya, melainkan karena kritikan pedas yang sering saya lontarkan mengenai sekolah baru saya ini. Saya sering sekali mengkritik fasilitas yang sangat-sangat tidak lengkap, ruang belajar yang bisa dibilang tidak layak pakai, guru-guru yang mengajarnya juga tidak maksimal, de-el-el. Namun beberapa guru ada juga yang mengapresiasi keberanian saya, meskipun sebagian ada yang tidak suka. Keberadaan saya sangat disukai khususnya oleh guru bahasa inggris karena saya lumayan pintar berbahasa inggris dibanding murid-murid lainnya dan dalam hal membaca dan berbicara saya memang jagonya. Bahkan saat acara perpisahan pun saya ditujuk untuk memberikan pidato dalam bahasa inggris (pamer banget...). Namun sayang teman-teman di SMAN 1 Cikande ini kurang solid, kebanyakan membangun koloninya masing-masing jadi antara siswa satu dengan yang lainnya seakan dibentengi kesenjangan bergaul. Yah kalo saya sih netral-netral saja, ada yang tidak suka biarkan, ada yang mau berteman ya luar biasa senang.
     Setelah lulus SMA saya lanjut kuliah di bandung, disitu saya juga jadi mahasiswa yang punya prestasi bagus meskipun bukan prestasi yang terbagus tapi teman-teman dan dosen-dosen mengenal saya dan menyukai pribadi saya (PeDe banget...). Saya selalu dapat IP diatas 3, tidak pernah dapat nilai C (eh pernah ding sekali di pelajarannya dokter Stanley...hehe), bahkan di pelajaran Farmasi yang kata murid-murid lain lumayan susah luar biasa, saya bisa dapat nilai A lho (widihhh...sombong). Namun sayang, saat di akhir semester 3 saya berhenti kuliah karena tidak punya biaya. Ayah saya sakit stroke dan saya masih punya 2 adik laki-laki yang masih sekolah di bangku SD & SMA. Saya juga tidak tega melihat ibu saya yang sangat terbebani dengan biaya kuliah saya yang tidak sedikit ini (maklum kuliah di Kesehatan lumayan mahal), terlebih ibu saya juga terlilit hutang demi membiayai pengobatan, pendidikan dan kehidupan sehari-hari keluarga kami. Akhirnya saya memilih untuk cuti sementara dari kuliah saya ini. 
2 bulan saya menganggur di rumah setelah pulang dari Bandung akhirnya saya mendapatkan pekerjaan jadi staf administrasi di developer bang BTN. Namun karena gaji saya hanya cukup untuk membiayai kehidupan keluarga kami, akhirnya cuti kuliah saya tidak saya lanjutkan dan semenjak itu saya tidak pernah membayar uang cuti lagi ke STIKES Reajawali Bandung. Saya bekerja di developer ini hanya 8 bulan, bukan karena tidak betah bahkan sebetulnya saya sangat betah kerja disitu karena orang-orang disitu royal dan baik (yah meskipun terkadang di belakang suka nyelekittt). Selanjutnya saya bekerja di PT Tunas Resin (tempat kerja saya sekarang ini), kerja disini super enak dan santai, buktinya sekarang ini saya sedang menulis blog di jam kerja...hehe, teman-teman dan atasan disini sangat ramah dan baik terutama bos saya Bpk Eddy Sophian. Bos saya ini bagi saya adalah tokoh luar biasa dalam hidup saya yang membuat saya berani untuk bermimpi tinggi dan berusaha untuk mewujudkannya. Secara tidak langsung beliau memotivasi saya untuk melanjutkan kuliah lagi dan akhirnya saat ini saya kuliah di Fakultas Hukum. Beliau menceritakan pengalaman hidupnya yang luar biasa sepotong demi sepotong (maklum General Manager...orang sibuk) sehingga membuka wawasan dan membangkitkan semangat saya untuk bisa terus berusaha dan berkarya. 

     Kalian tahu kenapa saya beri judul entri ini "Allah Selalu Punya Rencana" namun saya malah panjang lebar menceritakan kisah hidup saya. Karena...kisah hidup saya yang saya tulis diatas adalah Rencana Luar Biasa dari-Nya yang tidak pernah saya duga bahkan saya khayalkan dulu. Dari anak desa yang pindah ke kota lalu menelan pahitnya berhenti kuliah karena faktor ekonomi sampai akhirnya saat ini saya mampu membiayai kehidupan saya, keluarga kecil saya dan memiliki mimipi dan semangat luar biasa. Saya berharap kedepannya saya dapat terus berkarya, menjadi orang sukses dan memberikan kebahagiaan untuk semua orang di dunia ini. Saya memang belum menjadi apapun sekarang ini, namun saya pastikan beberapa tahun kedepan saya bisa menjadi salah satu orang sukses dan bisa menjadi teladan khususnya bagi adik-adik dan keponakan tercinta saya. 
"Ya Allah berikanlah aku cobaan di setiap kehidupanku, agar aku tahu Engkau masih mempercayaiku untuk mengatasi setiap ujian yang Engkau berikan, agar aku dapat merasakan seni dalam setiap liku kehidupan ini, agar aku selalu bisa melatih hati untuk bersabar dan selalu dekat dengan-Mu Ya Rahman Tuhan Semesta Alam" Amin :) 

Tidak ada komentar: